Awliya Allah Membebaskan Manusia Dari Depresi
Maulana Syaikh Muhammad Hisyam Kabbani ar-Rabbani qs
Dari buku Pearls and Coral
Bismillah hirRohmaa nirRohim
Setiap
orang haruslah mendapat dukungan Tuhannya, Allah Yang Maha Kuasa, dia
harus mengucapkan Bismillah hirRohmanir Rohim ( Dengan Nama Allah Yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang) sebelum dia mulai mengerjakan sesuatu
atau mengatakan apapun. Kalian juga harus meminta dukungan dari seluruh
Nabi-nabi yang telah Allah utus untuk mendidik dan menunjukkan kita
jalan yang benar.
Apa yang sesungguhnya Allah inginkan untuk
hamba-Nya? Adalah untuk menjadikan semua orang merasa bahagia. Semua
utusan-Nya datang untuk menunjukkan kita jalan menuju kebahagiaan. Tuhan
menghendakimu untuk berbahagia, untuk hidup dalam kedamaian dengan hati
yang tenteram, dan untuk merasakan kepuasan di dalam hatimu! Karena
itu, kau harus meminta dukungan dari Tuhanmu supaya Dia membuatmu
bahagia dan puas. Tuhan berfirman dalam hadis qudsi: “Aku bahagia dengan
hamba-Ku jika hamba-Ku bahagia dengan-Ku”. (HR Bukhari Muslim)
Ketika
kalian puas dengan kedudukan yang dikaruniakan Tuhan kepadamu dalam
kehidupan ini dan ketika kau puas dengan maqam yang telah ditentukan-Nya
untukmu didalam kehidupan ini, maka Dia akan senang kepadamu dan puas
denganmu. Jika kau mengeluh akan situasi yang Dia telah menempatkanmu
didalamnya, maka Dia tidak akan senang denganmu.
Allah swt
mengutus utusan-Nya untuk menunjukkan kita jalan menuju kebahagiaan
dalam semua aspek kehidupan kita. Mengapa kita tidak mengikuti mereka
dan meminta bimbingan mereka? Tak satupun dari kita yang mencoba untuk
berkata: "Wahai Tuhanku, apakah sesungguhnya tujuan dari penciptaanku?
Apakah kewajiban-kewajiban ku?". Ya saat ini semua orang tidak suka
untuk menunaikan kewajiban. Semua orang suka akan kebebasan. Engkau
bebas, karena Tuhan memberimu kebebasan. Tapi agar bebas, kau harus
berbahagia terlebih dahulu, atau sebaliknya kau akan merasa sengsara.
Setiap
hari, saya menerima telepon dari orang-orang yang depresi. Mengapa kau
depresi? Kau hidup di negara bebas, hidup dengan gaya hidup yang penuh
kebebasan. Meskipun demikian tak ada kebahagiaan yang kau kecap dengan
segala kebebasan ini. Hal ini berarti bahwa kebebasan ini, yang
diberikan oleh pemerintah kepada semua orang, bukanlah kebebasan yang
sempurna. Kalau merupakan kebebasan yang sebenarnya, maka kau tidak akan
pernah menemukan depresi dihatimu.
Psikiater, Sembuhkan Dirimu Sendiri!
Hanya
Tuhan yang memberimu kebebasan hakiki. Dia berfirman: "Jika kau
menginginkan kebebasan yang hakiki, turutilah para utusan-Ku.
Permerintah kini memberimu kebebasan, tetapi egomu terperangkap dalam
jeratnya. Kau berada dalam penjara egomu. Itulah sebabnya mengapa orang
Amerika mengalami depresi, sebagaimana juga yang dialami orang Eropa,
atau mereka yang hidup di pelbagai belahan dunia kini? Tiada
kebahagiaan, karena kita lari menjauhi Tuhan kita.
Kita tidak
mencoba untuk menemukan jalan kebahagiaan – kita anggap kita sudah tahu
jalan yang kita tempuh. Jika kau sungguh memahami jalan yang kau tempuh,
lantas mengapa kau membutuhkan jasa para psikolog dan psikiater,
orang-orang dengan profesi yang dibayar tertinggi dinegeri ini? Mengapa
kalian menemui mereka? Apakah kau sakit secara kejiwaan? Ataukah kau
pikir bahwa para psikiater dan psikolog itu yang akan mengangkat tekanan
jiwa darimu? Tidakkah kalian tahu bahwa dia juga depresi? Mereka juga
menghubungi kami. Bagaimana mungkin mereka dapat menyembuhkanmu, kalau
mereka juga sakit?
Tak ada kemungkinan untuk menemukan jalanmu
kecuali dalam bertobat dan datang kepada Tuhanmu, dengan cara mendengar
dan patuh pada utusan-utusan Nya yang menunjukanmu jalan menuju
kebahagiaan. Allah tidak menghendaki dirimu untuk disiksa atau dihukum.
Dia tidak mengutus utusan Nya untuk tujuan itu. Dia mengutus mereka
untuk menunjukkan kepadamu jalan yang harus ditempuh, dan setiap diri
kita memiliki suatu jalan untuk mencapai Tuhannya.
Ya, setiap
orang memiliki jalan tersendiri untuk mencapai Tuhan mereka, dan
semuanya menuju ke suatu lingkaran dengan satu pusat lingkaran yang
sama. Kita hidup pada satu lingkaran, pada keliling lingkaran yang
memuat titik-titik berjumlah tak terhingga, semua mengambil dari pusat
lingkaran. Sumbernya adalah sama.
Allah adalah Satu dan yang
sama. Semuanya mengambil dari sumber yang sama. Tiada satupun yang
mengambil dari sumber yang berbeda. Jika kita mendengar dan taat, maka
kita akan menemukan jalan kita. Jika kita tidak mendengar, kita akan
hidup dalam keadaan depresi diseluruh peri kehidupan kita . Dan siapa
saja yang berkata kepadamu "Aku bahagia" adalah pembohong belaka: ketika
mereka duduk berkumpul bersama, mungkin saja mereka berkata bahwa
mereka berbahagia, tetapi ketika mereka kembali ke rumahnya mereka
berseteru dengan keluarganya, dengan anak-anaknya, tetangga-tetanggany
a, teman bisnis mereka, dan bahkan terhadap diri mereka sendiri. Mereka
mengalami depresi.
Mereka yang datang dan menempuh jalan para
utusan Allah akan mendapati diri mereka tidak lagi bersitegang. Tuhan
menghiasinya dengan jubah yang indah. Salah satu awliya ( Wali / Saints)
bertanya:
"Mengapa orang-orang tertarik kepada Awliya Allah? Apa yang membuat
Awliya Allah ini berbeda dari orang kebanyakan orang? Mengapa
orang-orang datang kepada awliya Allah untuk tabarruk – untuk mengambil
barakah dari mereka?"
Wali Allah ini menjawab sendiri
pertanyaannya: "Karena Allah telah menghiasi mereka dengan beberapa dari
Sifat-sifat Nya. Sesuai dengan sifat yang dengannya Allah menghiasimu,
maka orang akan tertarik kepadamu dan datang untuk memperoleh barakah
darimu. Sesungguhnya, mereka mengambil barakah dari Allah dan bukan dari
Wali Allah itu, tetapi karena sang wali Allah telah dihiasi Allah
dengan Sifat-sifat Allah. Siapa saja yang menemukan jalannya menuju
Tuhannya adalah yang dihiasi dengan sifat-sifat ini, dan jika dirimu
begitu terhiasi, maka kau akan berada dalam Hadirat Ilahi. Kau akan
merasakan kebahagiaan yang sangat didalam hatimu dan tidak akan pernah
lagi menderita depresi. Depresi berasal dari ego, kebahagiaan berasal
dari Tuhan".
Semoga Allah mengaruniakan kita kebahagiaan itu.
Semoga Allah menghiasi hatimu dengan Sifat-sifat Nya yang dengannya
hilang semua depresi itu. Tak ada rumah yang pernah kukunjungi kecuali
terdapat
masalah seperti itu, karena mereka tidak menemukan jalan mereka menuju
Tuhan mereka. Para awliya Allah tidak pernah mengeluh karena mereka
telah menemukan jalan mereka. Mengapa harus mengeluh? Ketika mereka
melihat diri mereka sendiri maka yang dilihat hanyalah Tuhan mereka,
sebagaimana hadis Nabi SAW mengatakan: “Barangsiapa mengenal dirinya,
maka akan mengenal Tuhannya.” (Ibnu Arabi dalam Fusus al Hikam dan
Futuhat al Makiyah, as-Suyuti, Mawardi, Al-Jarrahi, juga dinisbatkan
kepada Yahya bin Mu'adh ar Razi).
Kau tidak mengenal Tuhanmu
karena kau tidak mengenal dirimu sendiri. Para psikiater itu tidak akan
pernah bisa menyembuhkanmu karena mereka juga tidak mengenal dirinya
sendiri. Seperti halnya para Ulama, Rabbi, dan Pendeta, mereka bisa saja
berceramah selama berjam-jam – dan yang mereka sampaikan adalah
kebaikan – tapi hasilnya adalah kesia-siaan, karena mereka sendiri tidak
melakukan apa-apa yang mereka katakan.
Sebabnya adalah, mereka
tidak mengenal diri mereka sendiri. Jika saja mereka mengenal diri
mereka sendiri, pembicaraan mereka akan secara langsung mengena sasaran.
Tetapi seorang ulama yang bangga akan pengetahuannya – sebagaimana
mereka bisa ditemui dimana-mana – tidaklah efektif dalam menyembuhkan
seseorang. Ketahuilah keterbatasanmu. Bahkan suatu program komputer,
betapapun handalnya, mempunyai keterbatasannya sendiri. Daya tahan kerja
komputer itu sendiri tidaklah diketahui bahkan oleh para pembuatnya!
Allah sesungguhnya yang membuatnya bekerja dengan baik.
Mengapa
ada milyaran penganut Nasrani dan Islam di dunia ini? Itu karena adanya
dukungan dari kalbu para utusan agung dan awliya Allah, diutus Tuhan ke
dunia ini. Mereka pastilah datang untuk mengenal diri mereka sendiri,
dan ketika mereka sudah mengenali diri mereka sendiri, Allah menghiasi
mereka dengan kekuatan Nya. Karena itu kita katakan bahwa Nabi Muhammad
SAW membawa Kekuatan Ilahiah, dan bahwa Yesus AS membawa kekuatan Ruhul
Quddus dalam dirinya.
Dengan kekuatan semacam itu mereka mampu
menyebarkan agama. Mereka mengenal dirinya sendiri, dan Tuhan menghiasi
mereka dengan kekuatan Nya. Kita tahu bahwa setelah Nabi Muhammad SAW,
menurut sunah, tidak ada lagi nabi-nabi – beliau adalah Penutup Para
Nabi – tetapi masih ada Awliya Allah. Dalam setiap abad mustilah ada
124.000 Awliya Allah di bumi ini, setiap mereka mewakili satu dari
124.000 nabi-nabi yang telah diutus Allah semenjak awal penciptaan. Para
awliya ini tersebar ke Timur dan Barat, Utara dan Selatan, mendidik
manusia dijalan pengetahuan mengenal dirinya sehingga mengenal
Tuhannya..
Pada setiap saat, bahkan jika kau sedang berada di
sebuah diskotek, Tuhan bisa saja mengutus seseorang yang akan menarikmu
kepada Nya. Kau bisa jadi sedang berada di sebuah masjid dan Ustad
sedang berceramah, tetapi ada seseorang disebelahmu yang ternyata
membuatmu lebih tertarik padanya, daripada kepada penceramah itu. Jangan
meremehkan siapapun. Seorang awliya Allah mungkin saja berpapasan
dijalan denganmu: tak ada yang tahu. Banyak awliya yang menemuimu di
jalanan dalam wujud gelandangan atau dalam wujud lain yang mereka suka,
dalam rangka menunjukimu jalan: jangan memandang rendah mereka.
Hikmah Memberi Kepada Siapapun yang Meminta
Suatu
hari saya sedang berjalan bersama syaikh ku di jalanan di kota
Damaskus. Beliau selalu membawa uang receh disakunya. Beliau berkata,
"Jangan pernah menolak orang miskin yang meminta-minta. Selalu bawa uang
receh disakumu. Kau tidak tahu kapan seorang awliya Allah datang
menemuimu dalam penyamaran sebagai seorang peminta-minta untuk
mengujimu: apakah kau seorang dermawan atau bukan?".
Hari itu
kami menemui begitu banyak pengemis dijalanan. Beliau terus mengambil
uang receh dan memberikannya, mengambil dari saku dan memberikannya.
Dalam perjalanan balik, seseorang datang dan syaikh ku tidak punya uang
receh lagi disakunya. Pengemis itu meminta sesuatu. Maulana Syaikh Nazim
qs mencopot jam tangannya – benda itu sangat berarti bagi beliau karena
itu adalah pemberian dari syaikhnya – dan memberikannya. Apa lagi yang
bisa dilakukan? Beliau hanya punya jam tangan itu untuk diberikan.
Setelah beliau memberikannya, kami berjalan lagi dan beliau berkata
kepadaku, "Lihat kebelakangmu" . Aku menoleh dan kulihat orang tadi
telah menghilang.
Beliau berkata, "Pengemis itu adalah salah satu
dari Awliya Allah. Jika aku tidak memberi jam tangan tadi, maka aku
akan gagal dalam ujian ini".
Kau tidak tahu kapan Allah
mendatangimu melalui para Awliya Nya, menjangkaumu dan menunjukimu jalan
menuju pengetahuan Nya. Allah mencintai semua orang. Jika Dia tidak
mencintaimu Dia tidak akan menciptakanmu. Dia menciptakan kita dengan
cinta Nya. Karena cinta itulah, Tuhan tak akan pernah membiarkanmu
menderita. Tuhan akan selalu mendukungmu selama hidupmu sampai kamu
bertemu dengan Nya. Kita semua akan bertemu dengan Nya. Tak seorangpun
bisa lari dari pertemuan dengan Nya. Kita bisa saja lari didalam
kehidupan ini – atau berfikir bahwa kita sedang lari.
Allah swt
berfirman,” Kami lebih dekat kepada manusia daripada urat lehernya
sendiri. (QS Qaf, 50:16). Jika Dia begitu dekat dengan kita, mengapa kau
lari? Kau tidak akan pernah bisa lari dari Nya. Jika kau lakukan itu,
dengan segera dijatuhkan Nya kesulitan untuk membawamu kembali dan
berkata kepadamu: "Kembali kesini! Kamu tidak pernah kapok". Apa yang
bisa kita perbuat?
Dewasa ini orang duduk dan menghabiskan
waktunya di depan televisi, dengan memakan makanan, bergunjing, bekerja,
tidur. Tak apa-apa: kamu bebas untuk berbuat itu semua, dan Tuhan telah
mengaruniaimu
ini semua. Tapi luangkanlah juga waktu untuk Nya, seperti saat
menghadiri suhbah ini. Kita meluangkan sedikit waktu untuk Nya dan ini
tidaklah memberatkan. Sebaliknya, hal ini akan membawa berkah untukmu.
Pada waktu-waktu yang dilalui seperti itu, kau tidak akan pernah
mengalami depresi. Apa yang disabdakan Nabi SAW? “ Tafakur ( Berfikir,
kontemplasi, meditasi ) selama satu jam adalah lebih baik dari beribadah
selama tujuhpuluh tahun”. (Nuzhat al-Majalis. Hadis yang sama dengan
beberapa bentuk penyampaian dikutip ad-Daylami dan Abu asy-Syaikh dalam
al-'Adhamah diriwayatkan dari Abu Hurairah RA)
Bagi kit amemenuhi
diri kita untuk beribadah selama tujuhpuluh tahun adalah mustahil. Tak
seorang pun mampu melakukannya. Banyak orang yang menunggu hingga
berusia empatpuluh tahun baru mulai beribadah kepada Allah. Hingga ke
waktu itu, mereka hanya "beribadah" kepada diri mereka sendiri. Ketika
mencapai usia empatpuluh, mereka merasa sudah dekat dengan liang kubur
dan baru mulai mengingat Tuhannya. Jadi mereka beribadah untuk selama
duapuluh atau tigapuluh tahun berikutnya. Tak seorang pun yang beribadah
selama tujuhpuluh tahun.
Andaikan saja ada yang mampu untuk
beribadah selama tujuhpuluh tahun penuh, meskipun begitu, demikian sabda
Nabi SAW, mengingat Allah bahkan lebih baik dari itu. "Mengingat"
berarti duduk sendirian, tidak memikirkan apapun selain Allah, dan
memohon ampunan Nya, "Wahai Tuhan ku, aku adalah hamba yang lemah;
ampunilah aku". Melakukan ini adalah lebih baik daripada ibadah selama
tujuhpuluh tahun.
Ini sesungguhnya adalah ucapan dari Nabi SAW,
dan harus sepenuhnya diperhatikan khususnya oleh orang-orang yang tidak
pernah beribadah. Mengingat Allah memberi ganjaran pahala yang
lebih
banyak dari beribadah. Karena itu kau harus mengingat Allah dengan
merendahkan dirimu, dengan hati yang hancur; tapi ketika berdoa, kamu
seringkali beribadah kepada Nya dengan disertai egomu. Mereka yang
berkata, "Kami akan pergi ke masjid, atau "ke gereja", atau "ke
sinagog", adalah orang-orang yang ujub dengan diri sendiri. Kesombongan
seperti itu akan menghijab / menutupi mereka dari cahaya Allah.
Tapi
ketika kau mengingat Allah dengan kerendahan diri, tirai kegelapan itu
tidak akan pernah ada dihatimu. Selubung itu akan dicampakkan. Itulah
sebabnya mengapa satu jam mengingat Allah dengan merendahkan diri adalah
lebih baik daripada beribadah kepada Nya selama tujuhpuluh tahun dengan
kesombongan.
Semoga Allah mengaruniai kita daya kekuatan untuk
memahami dan mengingat Dia sebagaimana yang Dia kehendaki kita untuk
mengingatnya. Semoga Dia mengarunia kita kekuatan untuk menjadi apa yang
Dia kehendaki kita untuk menjadi: orang baik-baik, yakni orang yang
menempuh jalan yang benar, as Siratu 'l-mustaqiim, jalan yang
dikehendaki Allah untuk semua. Dan inilah jalan kebenaran. Allah telah
berfirman kepadamu, "Aku memberi setiap orang jalannya masing-masing
untuk ditempuh: “Setiap orang menempuh garis edarnya masing-masing.” (QS
Yaa Siin, 36:40)
Bintang-bintang beredar dalam garis edarnya,
bulan beredar di garis edarnya, matahari beredar pada garis edarnya;
setiap bintang dan galaksi beredar pada garis edarnya, dan demikian juga
halnya
dengan umat manusia. Setiap orang punya jalan masing-masing. Temukan
jalanmu. Kau tak akan menemukannya kecuali jika ada pembimbing yang
menunjukimu. Tanpa bimbingan, maka sangatlah sukar.
Mereka yang Mengenal Dirinya Mengenal Tuhannya.
Karena
itu, sebagai langkah awal, adalah mengenali dirimu, dan kau memulainya
dengan duduk sendirian dan merenung. Bahkan tak seorang pun melakukan
yang seperti ini. Meditasilah dengan
hatimu. Ingat-ingatlah apa-apa
saja yang telah kau lakukan sepanjang hari ini. Bertanyalah pada diri
sendiri apakah kau orang baik atau bukan, atau kau telah menghancurkan
hati seseorang. Evaluasilah dirimu. Jika kau lakukan ini selama empat
puluh hari berturut-turut, Allah akan mengirimkan cahaya kedalam hatimu
yang akan membantumu memahami dirimu secara cepat,
memahami apa yang ada disekelilingmu.
Ketika
kau memahami apa yang ada disekellingmu, kau akan memahami Tuhanmu.
Tanpa cahaya itu, kau tak akan pernah memahami Tuhan mu. Periode empat
puluh hari adalah masa suluk, tanpa gangguan dari siapapun, baik istri,
suami, maupun anak, duduk selama satu atau dua jam di kamarmu sendirian
setiap harinya, mengingat.
Berikan kepada Allah hak-hak Nya! Dia
yang telah menciptakanmu! Tak seorang pun yang memberi Nya hak Nya
sedikitpun. Kita lebih peduli akan anjing, kucing dan kuda peliharaanmu
atau pada ikan di akuariummu, daripada kepada Allah, Yang Maha Kuasa
lagi Maha Mulia. Apakah ini adil? Itulah sebabnya mengapa Allah mengirim
depresi kepadamu. Seberapa banyaknya pun kau mendengarkan para rabbi,
pendeta, ulama Muslim, atau rahib Budha, tak seorang pun mampu menarikmu
dan mengangkatmu kecuali kau kembali kepada dirimu, benahi dirimu, dan
berikan waktu untuk Tuhan mu.
Wa min Allah at Tawfiq
Tiada ulasan:
Catat Ulasan